Minggu, April 05, 2009

Labkesling Temukan Bakteri di Sejumlah Makanan

31-Mar-2009
*Memicu Sakit Perut dan Disentri
Oleh Yusvina Nona
HP 085239072848
Ende, Flores Pos

Laboratorium Kesehatan Lingkungan (Labkesling) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ende dalam triel atau eksperimennya menemukan 2 jenis bakteri di sejumlah sample makanan yang diuji. Baik makanan mentah maupun yang sudah diolah.

Sampel makanan yang diuji itu antara lain daging ayam mentah dan masak, sayur, gado-gado, roti yang dijual di kios maupun langsung dari produsen, ikan goreng dan ikan mentah, mie basah, pentol bakso, tahu dan tempe.“Dari semua jenis sampel makanan yang diuji rata-rata ditemukan bakteri jenis escherichia coli.

Hanya satu yang ditemukan jenis staphilococus. Jenis bakteri escherichia coli ini normlanya hidup di dalam tubuh kita yaitu pada usus. Tetapi, jika sudah keluar melalui tinja maka bisa mencemari air dan makanan, “kata Steven Maina, ahli mikrobiologis dari VSO yang diperbantukan di Labkesling Dinkes Ende. Steven dikonfirmasi di ruang laboratorium, Senin (30/3).

Steven melanjutkan, bakteri jenis staphilococus adalah bakteri yang berkaitan dengan kebersihan diri terutama kulit. Bakteri ini berada atau hidup dalam kulit yang tidak bersih. Seperti pada luka dan bisul.Ketika bakteri-bakteri ini ditemukan di dalam makanan, orang yang menyajikan makanan, mentah maupun yang sudah diolah tidak menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. “Kalau jenis bakteri-bakteri ini sudah ditemukan dalam makanan, maka makanan menjadi tidak hygienis dan akan memicu terjadinya sakit perut dan disentri bagi yang mengkonsumsinya,”katanya.

Eksperimen ini, katanya, sangatlah membantu masyarakat terutama tempat pengelolaan makanan (TPM) serta dinas terkait untuk lebih dini mengintervensinya. Lebih khusus bagi dinas terkait, katanya, eksperimen ini menjadi referensi ke depan terutama saat KLB terjadi.

Koordinator Teknis UPTD Labkesling Dinkes Ende, Lely Mali mengingatkan masyarakat agar mencuci tangan sebelum memasak makanan dimaksud, menggunakan alat khusus (tidak menggunakan tangan) yang bersih dalam mengambil makanan olahan dan alat tersebut disimpan di tempat yang bersih pula.

Sementara untuk sanitasi, para pengelola TPM untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. “Karena lalat-lalat sangat berperan menimbulkan berbagai jenis penyakit,” katanya.Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Labkesling Dinkes Ende Petrus H. Djata per telepon mmengimbau para pengelola TPM untuk selalu menjaga mutu makanan sajiannya.

Karena hal ini akan meningkatkan kenyamanan masyarakat dan kepercayaan terhadap layanan usaha yang semakin laris.“Pengelola TPM juga perlu mendukung upaya pengawasan yang dilakukan Dinkes melalui UPTD Labkesling dan selalu melakukan perbaikan berdasarkan rekomendasi dari hasil uji dan hasil inspeksi sanitasi,” katanya.*